"Suatu hari aku yang nari di panggung itu, ditonton sama keluarga sama temen2 aku"
... itu kata2 gue ke seorang teman. Kata2 yang keucap dengan gampangnya sambil berangan2.
sebenernya dalam hati, emang sepengen itu nari di gedung bersejarah macamnya Gedung Kesenian Jakarta.
Beberapa tahun setelah omongan penuh angan itu..
adegan "sulak" Gandrung Eng Tay |
I finally got this experience to be involved to one of this maestro's masterpiece.
1-2 Juli 2011 lalu, alhamdulillah gue dapet kesempatan terlibat di karya 60 tahunnya pak de Dedy Luthan.
Bareng sama seluruh keluarga Dedy Luthan Dance Company, kita nyiapin mulai dari produksi sampe ke perintilan hari H nya bareng2.
Judul Karyanya Gandrung Eng Tay, perpaduan tari Gandrung khasnya banyuwangi dengan dongeng klasik dari Cina tentang Sampek Eng Tay.
Bangga bgt rasanya bisa satu produksi bareng maestro2 asli Banyuwangi macamnya Mba Supinah lengkap dengan pemusik2nya.
Puas bgt rasanya bisa satu produksi bareng seniman dahsyat dari solo macamnya Pak Pebo (Eko Supendi), Mas Bobi, Mas Bendol, Mba Cahwati, dll
Seneng bgt rasanya bisa satu produksi sama jagoan teater macamnya Mas Didi Hasyim.
Adem bgt rasanya bisa menjalin hubungan keluarga yang makin dalemm sama DLDC
And biggest of all, puas bgt rasanya bisa bantuin Bude Elly D. Luthan sekecil apapun, dari awal sampai akhir karya ini.
Padahal, beberapa dari penarinya (terutama gue) bisa dibilang masih jauh dari layak buat tampil di karya besar gitu.dan Bude Elly, as always, make it happened. :)
Dan berasa lengkap bgt rasanya karya ini karna pertama kalinya gue nari komplit pake support keluarga dan sahabat2 tersayang.
It really did gave me more courage to achieve even more than this.
Tim Gandrung Eng Tay |
I'm going to dance some more :)
0 komentar:
Posting Komentar