Rabu, 09 November 2011

Jadi ceritanya, sambil mengisi waktu sebelum mulai jadi anak kantoran,
Alhamdulillah gue dapet kesempatan lagi untuk bantu DLDC dalam proses karyanya Gandrung Engtay, kali ini sebagai salah satu partisipan Festival Seni Surabaya 2011.

Dan saat gue bilang Alhamdulillah, I really meant it. Bersyukur banget.
Lots of experiences I got, lot of lessons I learned during the process, Lots of  interesting people I met, and I discovered different side of life, different culture which I was very interesting in.

Pertama, Kota Solo.
Gue kesana untuk ikut proses latihan bareng tim penari disana.
Kalo ada ungkapan "Love at First Sight", then I would say mine only for this beautiful city.
Gue cinta kondisi kotanya yang tenang dan sederhana, gue cinta warganya yang santun sederhana, gue cinta budayanya yang kental bangett, gue cinta makanannya yang bikin ngga kenal sm kata kenyang.
Gue diperkenalkan dengan para pelaku seni dari ISI Surakarta juga.
Gue juga sempet menikmati Festival Kesenian Indonesia, dimana semua pelajar seni se-Indonesia habis-habisan unjuk gigi. Too bad I didn't bring digicam. I have no picture good enough to show how great the festival was.
Solo sungguh memanjakan my curiosity of culture.
I also met my old mates from high school, Cita, Kucrit and Made. Thanks guys for showing me your City and you guys have the best taste of food :p 
at Solo Miu-Miu Resto
at Angkringan Shijack. They got the BEST Fresh Milk ever

Kedua, meeting inspiring people.
Karena di proses karya ini banyak perombakan "pemain"nya, baik di produksi dan di karyanya sendiri, ini bikin gue bisa kenal sama banyak bgtt pelaku seni hebat. Baik dari orang teater, orang musik, tari, musik, tata panggung, semuanya. Baik pelaku seni tanpa ikut sekolah formal sampai ke rektor ISI dari berbagai daerah.
Selama nonton FKI di Solo, gue ketemu sama orang-orang yang kayanya jalan kaki aja udah jadi seni.
Selama proses latihan, gue ketemu pemusik2 yang hebat bgt dari berbagai daerah. Mereka ngga bicara pake bahasa manusia normal, mereka bicara pake bahasa musik.
Selama proses latihan, gue ikut terlibat dengan penari-penari yang kayaknya badannya udah jodoh bgt sama musik apapun sampai mau gerakin apa aja jadi indah bgt.
Bersyukur banget ngabisin waktu gue jauh dari bisingnya Jakarta, nikmatin hidup dengan berkesenian seperti mereka ternyata sungguh pilihan yang menggoda :D

Ketiga, discovering new family
Proses yang cukup cepet ini bikin kita mau ngga mau habisin hampir tiap hari bareng-bareng untuk maksimalin waktu yang kita punya.
Dari Jakarta-Solo-Surabaya-Solo-Surabyaya-Jakarta lagi. Semuanya bareng2.
Makan Bareng, tidur bareng, nyiapin kostum bareng, angkut tas properti bareng2, tampil bareng2, nervous bareng2, sakitpun bareng2 :p
Being together every minute makes me love them, makes me miss them.
and yes, I miss them all already :')
GR at Cakdurhasim, Taman Budaya Surabaya
at Wisma Seni

Dan dari semua kerja keras, alhamdulillah penampilan akhirnya pun memuaskan.
No other way to spend my holiday greater than this journey..
Sulak
Ending Scene Gandrung Engtay

Photo taken by Cita From "Not a Double nor Triple Date" album, Ka Naya and Mas Fabianus from "Gandrung Engtay Surabaya" Album on Facebook
 

Copyright 2010 Eganandita.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.