Selasa, 26 Oktober 2010

Today, October 26, 2010
Is obviously not a good day for my Indonesia.

Dimana - mana berita bencana. Bukannya makin membaik, justru bertambah terus
  • Gempa Tsunami 7,2 SR di Mentawai, Sumatera Barat. Ratusan korban meninggal, ratusan juga hilang. :(
  • Gunung Merapi meletus. Hujan abu ngga ada abisnya. Ribuan warga harus mengungsi, belum lagi korban yang luka bakar :(
  • Di Jakarta sendiri, ujan juga ngga ada abisnya. Banjir dimana - mana. Kecelakaan lalu lintas dimana - mana. Macet makin kacau, bahkan kalau cuma dari semanggi ke kuningan aja bisa sampe ngabisin waktu 4 jam di perjalanan.. Namanya udah lumpuh total. :(
Beneran ngeri banget rasanya baca/denger/nonton  liputan berita dimana - mana korban semua.
Gue bukan orang yang bisa cari - cari kesalahan pihak manapun lah itu.
Bukan saatnya marah - marah, mencak - mencak, ngeluh ini itu.
Sekarang lebih baik bantu sebisa mungkin. Bantu doa, alahmdulillah kalau bisa bantu matreri.

Gue disini mengirimkan doa setulus - tulusnya buat semua korban beserta keluarganya.
Semoga keadaan ga perlu makin parah, semoga cepet kembali pulih.
Semoga gue juga bisa dikasih kesempatan buat bantu, dalam bentuk apapun itu.

Ini negara milik semua warganya, bukan milik pemerintah aja.
Jadi kalau ada musibah, ngga bisa nyalahin satu pihak aja.
Cukuplah sikap cuek sama lingkungan sekitar. Harus berubah
for I love Indonesia, whatever happens..

Kamis, 21 Oktober 2010

Bude once said to me:
"cara orang menari itu mereflekskan bagaimana dirinya, bagaimana sikapnya dalam hidup"
I happened to find out something last friday, after I attended my dance rehearsal at DLDC.

So, last friday we practiced our  Javanese traditional dance.
And I kept doing the same mistakes everytime I practiced this Javanese dance.
I didn't open up my bodies, I limit my moves
I limit my hands, my hip, my feet, and all.
It's hard to loosen up yourself when you recognize that you are still in effort to make it as your "comfort zone".
Err, or maybe it's just me..
After all, I find out that I limit myself as much as I limit my moves in dancing.

But still, the hardest part is to change.

Jumat, 15 Oktober 2010

Awal minggu ini, di kampus FISIP gue ada acara Batik Days.
Jadi dalam memperingati hari batik nasional, si FISIP ngadain serangkaian acara dari seminar, workshop, sampe bazaar designer2 batik di Jakarta.

Lalu, karena salah satu temen gue jadi panitia *hello to Chika :)* , jadi gue dan temen2 gue diminta bantu untuk memamerkan beberapa koleksi batik para designer sambil berjalan2 (a.k.a fashion show abal).

At first, I thought walking beautifully in front of people is just easy.
yang penting modal senyum, baju bagus, dan pede aja.

Ternyata oh ternyata alamak.
Thumbss up for models I should say.
Karena ternyata berjalan cantik itu jauh dari kata mudah yang gue bayangin selama ini.
Officially it's not ability

Pertama, risih banget rasanya ternyata hanya berjalan di depan umum
Apalagi ditambah musik pengiringnya, OHH, sungguh saya lebih baik berjoget sendiri saja rasanyaaa.
at least kalau joget ada sesuatu yang kita lakuin, daripada hanya sekedar jalan dan memamerkan baju yang bagus.

Kedua, mereka ngga bisa, ngga boleh lelet.
Timing buat ganti kostum, ganti sepatu, lari2 dari backstage itu sebentar sekali.
Gue juga mengalami ini di nari,tapi tektoknya ternyata masih lebih cepet catwalk.
Bahkan gue bisa pose sambil bengong saking ngehangnya :p

Jadi, saat ini saya mau memuji para supermodel
Karena bisa bergerak secepat kilat di backstage, tanpa keliatan cape pada saat beraksi di stagenya.
Dan masih bisa tersenyum manis.

Here we go the pictures..


 me, ria, jaja, bale before the

finale
Terima kasih juga buat para ibu designer beserta asistennya atas bantuan dan kenangannya.
Hari menjadi lengkaap karena my best girls came too! cuppps :)

bersama semua yg turut membantu

my girllss featuring the ranger watch hahaha

Best Regards,
Ega Anandita

Senin, 11 Oktober 2010

"Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony."
- Mohandas K. Gandhi 

Today, I randomly remembered this quote.
It was one of my favourite.

Happiness doesn't always comes from great places,it doesn't need lots of money, or some enormous activities. Happiness is everywhere if only we just realized.

Here are list of my 10 simple little kinds of happiness :
  1. Having dinner/ lunch with whole family (mama, papa, ka dim)
  2. Dance rehearsal, then sharing stories all night long afterward
  3. Spending day with best friends, from high school or Kom 07
  4. Get some Kue Cubit
  5. Get a shower after a tiring long day
  6. Accidentally, meeting some old friends
  7. Drink hot chocolate
  8. Get my favorite song playing in the radio
  9. Having heart-to-heart talk with my closest ones
  10. Craving for food then get it immadiately

gue sekeluarga
makanan murah meriah terdahsyat
hot chocolate never fails
DLDC Family
best friends from campus


best friends from high school :)

All I wanna say is that happiness, for me, is simply everywhere if we know how to appreciate it.

"If only we'd stop trying to be happy we'd have a pretty good time."- Edith Wharton


Best Regards,
Ega Anandita

Kamis, 07 Oktober 2010

Errr.. I kinda nervous writing this very first post :p

I don't easily share my stories to people
I share my thoughts, my hopes, my life to my closest ones only.

That's why, dari dulu belum pernah kepikiran untuk bikin blog
*karena bingung apa yang mau dishare?*
Lalu temen gue bilang "Coba tulis tentang nari dong Gong, ceritain apa yang lo dapet"
*colek timsin, you remember this? ahhaha*

Jadi, tercetuslah ide untuk cerita tentang some lessons I got from dancing.

Jadi, metode yang dipake sama si Bude gue ini (bude = mahaguru saya di Padepokan Tari Dedy Luthan Dance Company), agak berbeda.
Beliau ngajarin kita nari ngga pake otak. ngga pake sadar "hey, i'm dancing.. look at me"
Beliau ngajarin kita nari dari hati. Apa yang di dalam hati, diwujudkan dalam gerakan.
Beliau ngajarin supaya gerakan yang terbentuk bukan karena sengaja dibentuk, tapi mengalir dari hati :)
No rules, no right or wrong, no counting 1,2,3 and 4, and bla bla bla.
Intinya eksplorasi..

Suatu pagi, gue ikut latihan dengan keadaan cukup patah hati, galau, labil, kesel, dll.
Lalu si bude mulai nyetel lagu, nyuruh kita merem, konsentrasi, dan pelajaran pun dimulai.

Ternyata, hari itu, bude mau kita paham tentang ikhlas, tentang melapangkan hati.
Keluarlah semua emosi gue mulai dari bingung, bersalah, sedih, takut, dll
And in some magic way, this method successfully helped me healing those pathetic feelings.

Padahal, sebelumnya, perlu berbulan - bulan buat gue untuk ngelepasin si 'beban' ini.
And it didn't work out for me.

Gue masih inget komentar Bude selesai latihan : "Hari ini ega jadi penari yang luar biasa banget yaa.."

Yap. I got the lesson. I got the point. I got it from dancing.

Belajar rela melepaskan yang memang ga bisa dipertahankan lagi,
Belajar menerima dengan hati yang besar,
Belajar ikhlas,
Belajar membuka hati buat apa yang ada di depan kita.

Never ask how i technically did it
You can only learn it by doing it..

I find my way on dancing.
But everybody has its own ways :)
 

Copyright 2010 Eganandita.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.