I'd like to share this very good writing through my blog.
so inspiring, so interesting, so independent :)
"I am Me. In all the world, there is no one else exactly like me.
Everything that comes out of me is authentically mine, because I alone chose it.
I own everything about me: my body, my feelings, my mouth, my voice,
all my actions, whether they be to others or myself.
I own my fantasies, my dreams, my hopes, my fears.
I own my triumphs and successes, all my failures and mistakes.
Because I own all of me, I can become intimately acquainted with me.
By so doing, I can love me and be friendly with all my parts.
I know there are aspects about myself that puzzle me,
and other aspects that I do not know,
but as long as I am friendly and loving to myself,
I can courageously and hopefully look for solutions to the puzzles and ways to find out more about me.
However I look and sound, whatever I say and do,
and whatever I think and feel at a given moment in time is authentically me.
If later some parts of how I looked, sounded, thought, and felt turn out to be unfitting, I can discard that which is unfitting, keep the rest, and invent something new for that which I discarded.
I can see, hear, feel, think, say, and do.
I have the tools to survive, to be close to others, to be productive,
and to make sense and order out of the world of people and things outside of me.
I own me, and therefore, I can engineer me. I am me, and I am Okay."
- Virginia Satir (American Phychologist and Educator, 1916-1988)
Minggu, 24 Juli 2011
Rabu, 13 Juli 2011
Ada yang bilang gue itu banyak maunya.
Ada yang bilang hal2 yang gue lakuin suka ga ada gunanya.
Tapi gue bilang, kalo gue punya cita-cita, gue bisa dapetin itu.
Mungkin gue bukan termasuk orang yang hokinya gede, yang meskipun usahanya ga terlalu keras tapi bisa dapetin yang dia cita-citain.
Mungkin gue termasuk orang yang harus kerja keras, dari awal sampai akhir untuk bisa sampai ke cita-cita gue.
Tapi karena hal itupun, gue jadi menghargai bgt hal2 kecil yang gue lakuin, hal2 kecil yang kata orang ga ada gunanya.
Awal bulan Juli ini, selain cita2 gue dlm menari, cita2 paling penting gue alhamdulillah tercapai : jadi sarjana bidang PR.
Waktu kelas 2 SMP, nyokap gue cerita tentang salah satu tante gue yang kerjanya sebagai PR. Nyokap cerita kalo PR katanya kerjanya cocok sama gue yang suka jalan2, yang banyak ketemu dan jalin hubungan sama orang2.
Sejak itu, gue ngomong sm diri gue sendiri "ega mau sekolah PR. ega mau kuliah di UI terus ambil yang ada jurusan PR nya"
Masuk SMA 28, gue ngga ragu ambil IPS. jelass, supaya lebih fokus ambil kuliah komunikasi, dan bisa putus hubunga sama yang namanya fisika.
Mau masuk UI pun belajarnya ampun2an. Bokap ngga ngebolehin kuliah dimanapun kecuali UI. Tiap hari kerjaannya dibanding2in sm kakak yang udah duluan di Teknik Mesin UI.
Akhir tahun SMA kerjaannya bolak balik dari satu bimbel ke bimbel lain, pergi pagi pulang malem demi kuliah di UI. Alhamdulillah akhirnya diterima di Komunikasi UI
Kuliah di UI pun ngga semulus itu. Satu kelas pernah ngga lulus karena absen sampe 5 kali demi nari ke luar negeri. Satu kelas lain ngga lulus juga karna nilai UTS anjlokk. Ambil skripsi semeseter 7 ngga selese karena ngga bisa bagi waktu sama kerja part time di PR consultant.
Tapi akhirnya, here i am. lulus komunikasi UI tepat waktu dengan IP memuaskan.
Yang paling bikin puas dari hasil yang dicapai cuma satu : bikin bangga orang tua.
puas bgt bisa kasih hadiah orang tua anaknya berhasil jadi sarjana dengan ip diatas 3,5 (typically what parents want bgt yaah).
Kelulusan gue juga jadi hadiah buat almarhumah nenek tersayang. Terakhir kali bisa ngobrol, nenek nanyanya "kapan lulus" terus. Nenek, ega udah lulus, ini hadiah buat nenek :)
Lega juga rasanya bisa ngasih bukti ke diri sendiri kalo gue bisa bikin cita-cita gue jadi kenyataan.
Awal Juli ini gue udah dapet lebih dari cukup hadiah untuk diri sendiri.
Terima kasih, Tuhan
Dream + Hardwork = Achievement
Family & Bestfriend Support + Achievement = Bless :)
Next destination: Bright career!
Ada yang bilang hal2 yang gue lakuin suka ga ada gunanya.
Tapi gue bilang, kalo gue punya cita-cita, gue bisa dapetin itu.
Mungkin gue bukan termasuk orang yang hokinya gede, yang meskipun usahanya ga terlalu keras tapi bisa dapetin yang dia cita-citain.
Mungkin gue termasuk orang yang harus kerja keras, dari awal sampai akhir untuk bisa sampai ke cita-cita gue.
Tapi karena hal itupun, gue jadi menghargai bgt hal2 kecil yang gue lakuin, hal2 kecil yang kata orang ga ada gunanya.
Awal bulan Juli ini, selain cita2 gue dlm menari, cita2 paling penting gue alhamdulillah tercapai : jadi sarjana bidang PR.
Waktu kelas 2 SMP, nyokap gue cerita tentang salah satu tante gue yang kerjanya sebagai PR. Nyokap cerita kalo PR katanya kerjanya cocok sama gue yang suka jalan2, yang banyak ketemu dan jalin hubungan sama orang2.
Sejak itu, gue ngomong sm diri gue sendiri "ega mau sekolah PR. ega mau kuliah di UI terus ambil yang ada jurusan PR nya"
Masuk SMA 28, gue ngga ragu ambil IPS. jelass, supaya lebih fokus ambil kuliah komunikasi, dan bisa putus hubunga sama yang namanya fisika.
Mau masuk UI pun belajarnya ampun2an. Bokap ngga ngebolehin kuliah dimanapun kecuali UI. Tiap hari kerjaannya dibanding2in sm kakak yang udah duluan di Teknik Mesin UI.
Akhir tahun SMA kerjaannya bolak balik dari satu bimbel ke bimbel lain, pergi pagi pulang malem demi kuliah di UI. Alhamdulillah akhirnya diterima di Komunikasi UI
Kuliah di UI pun ngga semulus itu. Satu kelas pernah ngga lulus karena absen sampe 5 kali demi nari ke luar negeri. Satu kelas lain ngga lulus juga karna nilai UTS anjlokk. Ambil skripsi semeseter 7 ngga selese karena ngga bisa bagi waktu sama kerja part time di PR consultant.
Tapi akhirnya, here i am. lulus komunikasi UI tepat waktu dengan IP memuaskan.
Yang paling bikin puas dari hasil yang dicapai cuma satu : bikin bangga orang tua.
puas bgt bisa kasih hadiah orang tua anaknya berhasil jadi sarjana dengan ip diatas 3,5 (typically what parents want bgt yaah).
Kelulusan gue juga jadi hadiah buat almarhumah nenek tersayang. Terakhir kali bisa ngobrol, nenek nanyanya "kapan lulus" terus. Nenek, ega udah lulus, ini hadiah buat nenek :)
Lega juga rasanya bisa ngasih bukti ke diri sendiri kalo gue bisa bikin cita-cita gue jadi kenyataan.
Awal Juli ini gue udah dapet lebih dari cukup hadiah untuk diri sendiri.
Terima kasih, Tuhan
Ged. Komunikasi UI, 5 Juli 2011 |
Dream + Hardwork = Achievement
Family & Bestfriend Support + Achievement = Bless :)
Next destination: Bright career!
"Aku pengen banget nari di GKJ"
"Suatu hari aku yang nari di panggung itu, ditonton sama keluarga sama temen2 aku"
... itu kata2 gue ke seorang teman. Kata2 yang keucap dengan gampangnya sambil berangan2.
sebenernya dalam hati, emang sepengen itu nari di gedung bersejarah macamnya Gedung Kesenian Jakarta.
Beberapa tahun setelah omongan penuh angan itu..
I turned my dream into reality :)
I finally got this experience to be involved to one of this maestro's masterpiece.
1-2 Juli 2011 lalu, alhamdulillah gue dapet kesempatan terlibat di karya 60 tahunnya pak de Dedy Luthan.
Bareng sama seluruh keluarga Dedy Luthan Dance Company, kita nyiapin mulai dari produksi sampe ke perintilan hari H nya bareng2.
Judul Karyanya Gandrung Eng Tay, perpaduan tari Gandrung khasnya banyuwangi dengan dongeng klasik dari Cina tentang Sampek Eng Tay.
Bangga bgt rasanya bisa satu produksi bareng maestro2 asli Banyuwangi macamnya Mba Supinah lengkap dengan pemusik2nya.
Puas bgt rasanya bisa satu produksi bareng seniman dahsyat dari solo macamnya Pak Pebo (Eko Supendi), Mas Bobi, Mas Bendol, Mba Cahwati, dll
Seneng bgt rasanya bisa satu produksi sama jagoan teater macamnya Mas Didi Hasyim.
Adem bgt rasanya bisa menjalin hubungan keluarga yang makin dalemm sama DLDC
And biggest of all, puas bgt rasanya bisa bantuin Bude Elly D. Luthan sekecil apapun, dari awal sampai akhir karya ini.
Padahal, beberapa dari penarinya (terutama gue) bisa dibilang masih jauh dari layak buat tampil di karya besar gitu.dan Bude Elly, as always, make it happened. :)
Dan berasa lengkap bgt rasanya karya ini karna pertama kalinya gue nari komplit pake support keluarga dan sahabat2 tersayang.
It really did gave me more courage to achieve even more than this.
semoga ini bukan yang pertama dan terakhir.
I'm going to dance some more :)
"Suatu hari aku yang nari di panggung itu, ditonton sama keluarga sama temen2 aku"
... itu kata2 gue ke seorang teman. Kata2 yang keucap dengan gampangnya sambil berangan2.
sebenernya dalam hati, emang sepengen itu nari di gedung bersejarah macamnya Gedung Kesenian Jakarta.
Beberapa tahun setelah omongan penuh angan itu..
adegan "sulak" Gandrung Eng Tay |
I finally got this experience to be involved to one of this maestro's masterpiece.
1-2 Juli 2011 lalu, alhamdulillah gue dapet kesempatan terlibat di karya 60 tahunnya pak de Dedy Luthan.
Bareng sama seluruh keluarga Dedy Luthan Dance Company, kita nyiapin mulai dari produksi sampe ke perintilan hari H nya bareng2.
Judul Karyanya Gandrung Eng Tay, perpaduan tari Gandrung khasnya banyuwangi dengan dongeng klasik dari Cina tentang Sampek Eng Tay.
Bangga bgt rasanya bisa satu produksi bareng maestro2 asli Banyuwangi macamnya Mba Supinah lengkap dengan pemusik2nya.
Puas bgt rasanya bisa satu produksi bareng seniman dahsyat dari solo macamnya Pak Pebo (Eko Supendi), Mas Bobi, Mas Bendol, Mba Cahwati, dll
Seneng bgt rasanya bisa satu produksi sama jagoan teater macamnya Mas Didi Hasyim.
Adem bgt rasanya bisa menjalin hubungan keluarga yang makin dalemm sama DLDC
And biggest of all, puas bgt rasanya bisa bantuin Bude Elly D. Luthan sekecil apapun, dari awal sampai akhir karya ini.
Padahal, beberapa dari penarinya (terutama gue) bisa dibilang masih jauh dari layak buat tampil di karya besar gitu.dan Bude Elly, as always, make it happened. :)
Dan berasa lengkap bgt rasanya karya ini karna pertama kalinya gue nari komplit pake support keluarga dan sahabat2 tersayang.
It really did gave me more courage to achieve even more than this.
Tim Gandrung Eng Tay |
I'm going to dance some more :)
Langganan:
Postingan (Atom)